Saturday, 9 May 2015

Mengenal dan Prinsip Kerja SMPS (Switched-Mode Power Supply)

Mungkin sebagian besar dari kita (para pelajar/mahasiswa) belum tidak mengerti, ataupun belum pernah mendengar sama sekali apa itu smps. Yah, wajar,sebab di sekolah kita hanya diperkenalkan dengan Power Supply yang sederhana saja. Yaitu rangkaian dasar yang terdiri dari komponen umum seperti1 trafo, 4 dioda, dan 1 capasitor.

Jika dahulu bila kita ingin membuat power supply dangan daya besar maka kita juga membutuhkan Trafo yang berukuran besar pula,sehingga total fisik power suply menjadi besar dan berat.Pada SMPS,masalah itu tidak lagi terjadi sebab kita tidak memerlukan sebuah Trafo yang berukuran besar, namun kita cukup memakai 2 trafo ukuran kecil
Applikasi SMPS Teknologi
Saat ini Hampir semua power supply saat ini menggunakan SMPS, hal ini karena regulator switching mempunyai beberapa keuntungan jika dibanding dengan regulator linear
  1. Lebih ringan dan ukuran lebih kecil. Regulator linear membutuhkan trafo 50Hz yang mempunyai inti besi yang berat. Makin besar daya (Watt) makin besar dan berat ukuran tranfonya. Sedang SMPS menggunakan frekwensi diatas 20Khz. Makin tinggi frekwensi switching, maka ukuran tranfo dan kapasitor filter semakin kecil. 
  2. Lebih efisien pemakaian daya listrik. Regulator switching lebih sedikit menghasilkan panas, berarti lebih sedikit daya listrik yang hilang. 
  3. Range tegangan masukan yang lebih lebar. SMPS mempunyai toleransi range tegangan masukan yang lebar. Dengan tegangan masukan bervariasi antara dc 150~300V (atau tegangan ac antara 90~265V), switching regulator masih mampu memberikan tegangan keluaran yang stabil.
SMPS secara garis besar meliputi kerja
  • Penyerahan – merubah tegangan masukan AC menjadi tegangan keluaran DC. 
  • Konverter – merubah tegangan dc menjadi tegangan keluaran yang sesuai dengan kebutuhan 
  • Filtering – menghilangkan denyut (ripple) pada tegangan keluaran 
  • Regulasi – membuat agar besarnya tegangan keluaran stabil terhadap perubahan tegangan masukan dan perubahan beban. I
  • solasi – mengisolasi bagian sekunder dari bagian primer, dengan tujuan agar chasis bagian sekunder kalau dipegang tidak timbul bahaya kena sengatan listrik. 
  • Proteksi – mampu melindungi peralatan dari tegangan keluaran yang over dan melindungi power supply dari kerusakan jika terjadi suatu kesalahan.
Bagian-bagian pokok dasar kerja sebuah SMPS adalah sebagai berikut :
  • Bagian penyearah. Disini tegangan masukan dari listrik ac 220v disearahkan menjadi tegangan dc menggunakan diode bridge dan 3 buah elco filter besar yaitu sebuah elco 480V680UF dan 2 buah elco 250V2200UF. 
  • Bagian pencacah atau power-switching. Tegangan masukan dc dicacah dengan menggunakan “power switch on-off ” sehingga menghasilkan tegangan pulsa-pulsa dc dengan frekwensi tinggi. SMPS mesin las Inverter umumnya bekerja pada frekwensi sekitar 50Hz hingga 60Hz. Sebagai power switch dapat menggunakan IC K2611, IRFZ24N dan IRF9Z24N. 
  • SMPS Controller driver sebagai pembangkit pulsa PWM (Pulse Wave Modulation). Sebagai sinyal drive untuk pencacah digunakan IC PC 817 yang berisi rangkaian osilator dan PWM sebagai pembangkit pulsa-pulsa PWM. Ada rangkaian SMPS yang tidak menggunakan SMPS controller driver, dalam hal ini transistor power switching dibuat agar dapat bekerja dengan cara “ber-osilasi sendiri” 
  • Trafo switching. Tegangan dc yang telah dicacah mempunyai karakteristik seperti tegangan ac sehingga dapat dilewatkan sebuah trafo atau induktor untuk dinaikkan ataupun diturunkan tegangannya. Pada rangkaian ini menggunakan trafo E25 15:15 
  • Penyearahan dan filtering tegangan keluaran. Tegangan keluaran dari trafo masih berupa pulsa-pulsa frekwensi tinggi dan kemudian dirubah menjadi tegangan dc menggunakan diode penyearah dan filter elco. 
  • Loop umpan balik untuk membuat tegangan keluaran agar stabil. Sirkit loop umpan balik dari tegangan keluaran B+ ke bagian primer digunakan untuk mengendalikan PWM. 
  • Rangkaian komparator atau pembanding sebagai “error detektor”. Sebuah sirkit komparator pada bagian sekunder dipakai untuk mendeteksi jika terjadi perubahan tegangan keluaran B+. Komparator bekerja dengan cara membandingkan tegangan keluaran B+ dengan sebuah tegangan “referensi” (biasanya berupa tegangan diode zener 6.8v). Output komparator berupa arus yang kemudian diumpan balikkan ke bagian primer melalui sebuah photo coupler. Kopling menggunakan photocouler bertujuan untuk meng-isolagi ground bagian primer yang menyetrum jika dipegang (HOT chasis) dengan ground bagian sekunder (COLD chasis).

Related Posts

Mengenal dan Prinsip Kerja SMPS (Switched-Mode Power Supply)
4/ 5
Oleh